Penyair Mbeling Luncurkan Antologi Puisi Sakkarepmu di Warrung Apresiasi Bulungan.
Sakkarepmu memcapai puncak disaat peluncuran bukunya Rabu 2 Maret 2016
di Warung Apresiasi Bulungan Jakarta tempat dimana Sastra Reboan
bermarkas dibawah garapan tokoh penyair mbeling Indonesia Aloysius Slamet Widodo. Saat itu juga dihadiri beberapa penyair nasional seperti Sosiawan Leak ,RgBagus Warsono, Wardjito Soeharso, Samsuni Sarman, Ali Arsy, Dedari Rsia, Budhi Setyawan Penyair Purworejo, Wans Sabang, dan Bambang Widiatmoko yang terlibat dalam buku sastra yang sempat menggegerkan itu. Dan tampak pula beberapa penyair muda terkenal lain seperti Zaeni Boli, Fitrah Anugerah, Dan beberapa penyair muda lain pengisi antologi ini.
Dalam sambutannya Aloysius Slamet Widodo mengharap agar generasi
muda memiliki keberanian menulis sebebas-bebasnya namun tetap memiliki
kandungan sastra, sedang RgBagus Warsono menyampaikan bahwa Sakkarepmu
yang banyak memperoleh sambutan ini digarap dengan keterbatasan yang
serba 'kurang segala sesuatunya. Dan dua tokoh ini mengucapkan terima
kasih pada semua yang dapat hadir .
Tampak diantaranya terdapat tokoh-tokoh penyair terkiniseperti Dyah Kencono Puspito Dewi , Salimi Ahmad, Harry Tjahjono, Herman Syahara, Fanny Jonathans, Nani Tanjung, Dedy Tri Riyadi, dan masih banyak pelaku sastra lainnya yang hadir di peluncuran buku puisi Sakkarepmu itu.
Pada deretan penyair muda tampak dua penyair yang menaik namanya saat seperti Damar Anggara dan Kidung Purnama dari Jawa Barat. Turut Hadir pula Agus Chaerudin dari Tangerang.
Peluncuran Buku Sakkarepmu itu bertambah meriah saat Aloysius
Slamet Widodo membacakan sajak-sajaknya yang membuat Warung Apresiasi
Bulungan 'meledak tawa. Puisi-puisi berjudul Puisi Birahi dan puisi Asu
karya pengarang mbeling ini menjadikan suasana puncak Sakkarepmu.
Acara yang dipandu Sosiawan Leak penyair populair Indonesia saat ini membuat hangatnya suasana malam Bulungan.
Menurut Harry Tjahjono ketika dinobatkan untuk memberikan komentar
menyatakan bahwa kreatifitas Sastra Mbeling akan dapat membuahkan
berbagai karya baru yang dapat menasional seperti Antologi Sakkarepmu
ini yang justru muncul dari daerah.
Sedangkan penyair-penyair
muda dari daerah mengharap agar kesempatan itu harus diberikan dari para
seniornya agar dapat mengisi khasanah kesusastraan Indonesia semakin
maju. (ulasan rgbagus warsono 4-2-2016)