Kategori

Selasa, 24 Desember 2013

SEBAGAI PESERTA TEMU KARYA SASTRAWAN NUSANTARA



DISKUSI NASIB SASTRAWAN
Diskusi Sastrawan Indonesia tidak hanya tentang tulis menulis, namun juga memcahkan masalah nasib sastrawan Indonesia. Seperti yang diketengahkan sastrawan asal Indramayu , Rg Bagus Warsono, dalam Temu Karya Sastrawan Nusantara 21-23 Desember lalu di Tangerang. Nasib sastrawan sangat kurang diperhatikan pemerintah, padahal sastra merupakan sesuatu yang sangat penting dalam sebuah negara. Ia bukan hanya memberikan bacaan wacana semata namun sastra jugamemberikan ruh jiwa bangsa ini sebab satra tidak pernah mengajarkan pada bangsa sesuatu yang kotor, justru sastra selalu memberikan suara kepribadian bangsa yang luhur, budaya luhur dan cinta Tanah Air.
Dalam diskusi itu, nasib sastrawan diperlukan keberanian untuk dapat memperoleh jobnya yang khusus yakni menulis buku-buku sastra. Kesadaran ini diperlukan berkenaan dengan Kementrian Pendidikan Nasional telah menyediakan prosentasenya anggaran pembelian buku dari anggran pendidikan yang telah ditetapkan. Namun ada yang perlu diperjelas tentang anggran pembelian buku ini kepada masyarakat termasuk para sastrawan. Berapa prosen pada tiap jenis dan jenjangnya serta siapa pelaksana penguna anggran itu, apakah APBD kabupaten/kota, APBD propinsi, atau APBD Pusat. Dan mengharapkan pemerintah memberikan keterangan jelas berapa buku fiksi yang diperlukan sehingga sastrawan Indonesia bisa hidup.
(rg.bagus warsono 24-12-2013)

Sabtu, 26 Oktober 2013

PUISI KARYA RG BAGUS WARSONO "SI BUNG MENANGIS" DARI ANTULOGI SI BUNG (Soekarno)

Si Bung Menangis
Mari buka buku sejarahmu
dengan penggaris dan pena
menekan kata
duhai kesuma
haruskah belajar mengeja
sedang umurmu tlah dewasa
Tersenyum Si Bung
memandang
anak-anak bangsa
betanyalah ! mengapa
aku pilih kaca mata hitam
agar aku tak melihat
agar kau tak melihat
Di sana
Si Bung membuka kaca mata
air mata membatu dalam sapu tangan
Merah putih
kenapa tidurku tak dapat nyenyak
duhai kesuma
selimuti aku dengan merah putihmu
Indramayu, 21 Maret 2001

RG BAGUS WARSONO PROFIL


BIODATA PENULIS

Rg. Bagus Warsono (Agus Warsono)
Lahir dengan nama Rg.Bagus Warsono lebih dikenal dengan Agus Warsono, SPd.MSi, dikenal sebagai sastrawan dan pelukis Indonesia. Lahir Tegal 29 Agustus 1965. Ayahnya seorang guru yang bernama Rg. Yoesoef Soegiono, (trah Ronggo Kastuba). Sejak kecil sudah senang membaca. Usia 10 tahun sudah menamatkan Api Dibukit Menoreh karya SH Mintardja. Kegemaran membaca ini sampai mendirikan Himpunan Masyarakat Gemar Membaca (1999). Mulai masuk Sekolah  tinggal di Indramayu.Mengunjungi SDN Sindang II, SMP III Indramayu, SPGN Indramayu, (S1) STIA Jakarta , (S2) STIA Jakata. Tulisannya tersebar di berbagai media regional dan nasional. Redaktur Ayokesekolah.com. Pengalaman penulisan pernah menjadi wartawan Mingguan Pelajar, Gentra Pramuka, Rakyat Post, dan koresponden di beberapa media pendidikan nasional. Anggota PWI Cabang Jawa barat. 
Karya antara lain: 1. Rumahku di Tepi Rel Kereta Api (Kumpulan cerpen anak 1992), 2. Menanti hari Esok (antologi puisi), 3. Mata Air (antologi puisi), 4. Bunyikan Aksara Hatimu  (antologi puisi), 5. Si Bung (antologi puisi), 6. Jangan Jadi sastrawan (antologi puisi), 7. Jakarta Tak Mau Pindah (antologi puisi)
Antologi bersama : 1. Puisi Menolak Korupsi (PMK II),
2. Tifa Nusantara 2013
Cergam antara lain :1. Laskar Wiradesa 2. Kopral Dali, 3. Pertempuran Heroik Di Ciwatu, 4. Pertempuran Selawe, 5. Si Jagur, 6. Panglima Indrajaya, 7. Endang Dharma.
Penghargaan: 1. Karya Tulis Terbaik (PGRI Jabar 1996), 2. Penghargaan Cerita Anak Depdiknas 2004.