Rg Bagus Warsono
Puisi dengan daya tarik pembaca yang tinggi ditentukan oleh banyak hal.
Zaman doeloe penyair tak memikirkan untuk porsi siapa puisi yang
dikarangnya itu.Sasaran pembacanya bersifat umum, syair yang diciptakan
bisa dibaca semua kalangan dan usia. Kini penyair dapat membidik sasaran
pembacanya dan memilih pangsa pasar produknya itu. Semakin bersifat
umum isi puisi sebuah puisi semakin lebar pangsa pasar, dan semakin
khusus sebuah puisi semakin khusus pula khalayak pembacanya.
Puisi khusus dengan sasaran pembaca yang khusus pula justru malah
memiliki daya tarik pembaca tinggi karena mengundang keingintahuan
publik. Jangan heran apabila ada puisi tradisi di daerah terpencil
justru malah memiliki daya tarik pembaca yang luar biasa. Orang ingin
membacanya karena menginginkan informasi baru.
Justru itulah penyair di daerah harus jeli melihat potensi di daerah
sekelilingnya sebagai curahan inspirasi yang mungkin dapat mengharumkan
budaya daerah dan mempopulairkan nama penyairnya. Tak hanya di Bali di
suku terasing pun akan dapat mengangkat namamu karena belum ada penyair
sebelumnya menulis tentang yang ia tulis.
Boleh jadi orang Banyumas menulis puisi tentang mendoan, orang Jakarta
menulis tentang hutan betonan, orang Bandung menulis tentang hilangnya
keasrian kota lama, orang Tegal menulis tentang tahu benjaran, dan orang
Yogya yang kehilangan delman. Aneka benda, alam, dan peristiwa yang
syarat filosofi yang memang dipotret dari khasanah daerah.
Puisi dengan muatan khasanah daerah menarik untuk dibaca. Banyak
penyair-penyair daerah yang melambung namanya berkat tulisannya yang
mengundang keingintahuan. Demikian ternyata tak jauh kita berangan , di
sekitar kita ternyata dapat dijadikan sumber inspirasi.
Kami perkenalkan penyair asal Tegal yang tinggal di Indramayu yang penuh keserhanaan namun sangat istimewa. Ia adalah sahabat, guru dan buku bagi kehidupanku. Pandangannya melalui tulisan dan ucapan sangat bermanfaat bagi yang ingin mengdalami makna seorang seniman sejati. Dari membaca karyanya kami akhirnya memahami makna kesederhanaan, keteguhan, keuletan, kesabaran dan jiwa seniman itu. Dan kami berbagi untuk Anda.
Jumat, 11 Maret 2016
Jumat, 04 Maret 2016
Penyair Mbeling Luncurkan Antologi Puisi Sakkarepmu di Warrung Apresiasi Bulungan.
Penyair Mbeling Luncurkan Antologi Puisi Sakkarepmu di Warrung Apresiasi Bulungan.
Sakkarepmu memcapai puncak disaat peluncuran bukunya Rabu 2 Maret 2016 di Warung Apresiasi Bulungan Jakarta tempat dimana Sastra Reboan bermarkas dibawah garapan tokoh penyair mbeling Indonesia Aloysius Slamet Widodo. Saat itu juga dihadiri beberapa penyair nasional seperti Sosiawan Leak ,RgBagus Warsono, Wardjito Soeharso, Samsuni Sarman, Ali Arsy, Dedari Rsia, Budhi Setyawan Penyair Purworejo, Wans Sabang, dan Bambang Widiatmoko yang terlibat dalam buku sastra yang sempat menggegerkan itu. Dan tampak pula beberapa penyair muda terkenal lain seperti Zaeni Boli, Fitrah Anugerah, Dan beberapa penyair muda lain pengisi antologi ini.
Dalam sambutannya Aloysius Slamet Widodo mengharap agar generasi muda memiliki keberanian menulis sebebas-bebasnya namun tetap memiliki kandungan sastra, sedang RgBagus Warsono menyampaikan bahwa Sakkarepmu yang banyak memperoleh sambutan ini digarap dengan keterbatasan yang serba 'kurang segala sesuatunya. Dan dua tokoh ini mengucapkan terima kasih pada semua yang dapat hadir .
Tampak diantaranya terdapat tokoh-tokoh penyair terkiniseperti Dyah Kencono Puspito Dewi , Salimi Ahmad, Harry Tjahjono, Herman Syahara, Fanny Jonathans, Nani Tanjung, Dedy Tri Riyadi, dan masih banyak pelaku sastra lainnya yang hadir di peluncuran buku puisi Sakkarepmu itu.
Pada deretan penyair muda tampak dua penyair yang menaik namanya saat seperti Damar Anggara dan Kidung Purnama dari Jawa Barat. Turut Hadir pula Agus Chaerudin dari Tangerang.
Peluncuran Buku Sakkarepmu itu bertambah meriah saat Aloysius Slamet Widodo membacakan sajak-sajaknya yang membuat Warung Apresiasi Bulungan 'meledak tawa. Puisi-puisi berjudul Puisi Birahi dan puisi Asu karya pengarang mbeling ini menjadikan suasana puncak Sakkarepmu.
Acara yang dipandu Sosiawan Leak penyair populair Indonesia saat ini membuat hangatnya suasana malam Bulungan.
Menurut Harry Tjahjono ketika dinobatkan untuk memberikan komentar menyatakan bahwa kreatifitas Sastra Mbeling akan dapat membuahkan berbagai karya baru yang dapat menasional seperti Antologi Sakkarepmu ini yang justru muncul dari daerah.
Sedangkan penyair-penyair muda dari daerah mengharap agar kesempatan itu harus diberikan dari para seniornya agar dapat mengisi khasanah kesusastraan Indonesia semakin maju. (ulasan rgbagus warsono 4-2-2016)
Sakkarepmu memcapai puncak disaat peluncuran bukunya Rabu 2 Maret 2016 di Warung Apresiasi Bulungan Jakarta tempat dimana Sastra Reboan bermarkas dibawah garapan tokoh penyair mbeling Indonesia Aloysius Slamet Widodo. Saat itu juga dihadiri beberapa penyair nasional seperti Sosiawan Leak ,RgBagus Warsono, Wardjito Soeharso, Samsuni Sarman, Ali Arsy, Dedari Rsia, Budhi Setyawan Penyair Purworejo, Wans Sabang, dan Bambang Widiatmoko yang terlibat dalam buku sastra yang sempat menggegerkan itu. Dan tampak pula beberapa penyair muda terkenal lain seperti Zaeni Boli, Fitrah Anugerah, Dan beberapa penyair muda lain pengisi antologi ini.
Dalam sambutannya Aloysius Slamet Widodo mengharap agar generasi muda memiliki keberanian menulis sebebas-bebasnya namun tetap memiliki kandungan sastra, sedang RgBagus Warsono menyampaikan bahwa Sakkarepmu yang banyak memperoleh sambutan ini digarap dengan keterbatasan yang serba 'kurang segala sesuatunya. Dan dua tokoh ini mengucapkan terima kasih pada semua yang dapat hadir .
Tampak diantaranya terdapat tokoh-tokoh penyair terkiniseperti Dyah Kencono Puspito Dewi , Salimi Ahmad, Harry Tjahjono, Herman Syahara, Fanny Jonathans, Nani Tanjung, Dedy Tri Riyadi, dan masih banyak pelaku sastra lainnya yang hadir di peluncuran buku puisi Sakkarepmu itu.
Pada deretan penyair muda tampak dua penyair yang menaik namanya saat seperti Damar Anggara dan Kidung Purnama dari Jawa Barat. Turut Hadir pula Agus Chaerudin dari Tangerang.
Peluncuran Buku Sakkarepmu itu bertambah meriah saat Aloysius Slamet Widodo membacakan sajak-sajaknya yang membuat Warung Apresiasi Bulungan 'meledak tawa. Puisi-puisi berjudul Puisi Birahi dan puisi Asu karya pengarang mbeling ini menjadikan suasana puncak Sakkarepmu.
Acara yang dipandu Sosiawan Leak penyair populair Indonesia saat ini membuat hangatnya suasana malam Bulungan.
Menurut Harry Tjahjono ketika dinobatkan untuk memberikan komentar menyatakan bahwa kreatifitas Sastra Mbeling akan dapat membuahkan berbagai karya baru yang dapat menasional seperti Antologi Sakkarepmu ini yang justru muncul dari daerah.
Sedangkan penyair-penyair muda dari daerah mengharap agar kesempatan itu harus diberikan dari para seniornya agar dapat mengisi khasanah kesusastraan Indonesia semakin maju. (ulasan rgbagus warsono 4-2-2016)
Langganan:
Postingan (Atom)